Papua – 22 April 2025, Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti Kompleks Bahtera Hebron, Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu, Selasa sore. Anak-anak berkumpul dengan wajah ceria, siap menerima pembelajaran dari para personel Subsatgas Si-Ipar Polres Jayapura dalam kegiatan Operasi Rasaka Cartenz 2025.
Dipimpin oleh AKP Yonias Purwanto, personel Satgas hadir bukan hanya membawa tugas, tetapi juga membawa cinta dan kepedulian terhadap masa depan generasi muda Papua. Bersama rekan-rekannya, mereka menyapa warga dan anak-anak dengan ramah, membuka kegiatan dengan doa bersama yang hangat dan penuh harapan.
Kegiatan dimulai dengan pengenalan huruf, angka, dan warna yang diberikan dengan metode menyenangkan oleh IPTU Yuliani Tecuari, Brigpol Hartati, dan Bripda Evelin Murni. Tawa riang anak-anak yang antusias belajar menjadi bukti bahwa proses ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi juga membangun mimpi dan masa depan.
Sementara itu, para mama-mama juga mendapat pelajaran dasar huruf untuk membantu mereka lebih dekat dengan dunia literasi. Kegiatan ini semakin menguatkan ikatan antara aparat dan masyarakat dalam semangat kebersamaan dan pemberdayaan.
BacaBerita
“Kami sangat bersyukur bisa diterima dengan hangat oleh warga. Anak-anak di sini sangat luar biasa—pintar dan semangat belajarnya tinggi. Ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus hadir dan mendampingi mereka,” ungkap AKP Yonias Purwanto di akhir kegiatan.
Tak hanya itu, pendataan juga dilakukan terhadap anak-anak sebagai bagian dari pemetaan program lanjutan agar pembinaan dapat dilakukan secara berkelanjutan dan tepat sasaran.
Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 17.45 WIT ini diakhiri dengan rasa syukur dan semangat baru. Satgas Si-Ipar kembali ke Mako Polres Jayapura untuk melakukan konsolidasi, dengan harapan akan lebih banyak lagi titik-titik yang bisa disentuh melalui kegiatan edukatif serupa.
Dengan pendekatan humanis seperti ini, Polres Jayapura terus menunjukkan wajah kepolisian yang dekat, peduli, dan hadir sebagai bagian dari solusi. Karena masa depan Papua ada di tangan anak-anak hari ini—dan mereka tidak boleh berjalan sendiri.(rd)
