Burmeso – 22/12/25, Kapoles Mamberamo Raya AKBP. Arifin bersama seluruh anggota Polres Mamberamo Raya melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Ibu ke 79 yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2025 dan dilaksananakan di lapangan apel/upacara di Mako Polres Mamberamo Raya dengan urutan rangkaian kegiatan sebagai berikut :
– Penghormatan umum.
– Laporan Komendan Upacara.
– Pengibaran Bendera Merah Putih.
– Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Inspektur Upacara.
– Pembacaan Naskah Pancasila
– Pembacaan Naskah UUD 1945
– Pembacaan Sejarah Singkat Hari Ibu
– Menyanyikan Himne Hari Ibu
– Amanat Inpektur Upacara.
– Menyanyikan Masr Hari Ibu.
– Pembacaan Doa
– Andika Bhayangkari
– Laporan Komendan Upacara.
– Penghormatan umum.
– Upacara selesai
Pelakaksanaan Upacara Hari Ibu selaku Inspektur Upacara langsung oleh Kapolres Mamberamo Raya AKBP. Arifin selaku Inspektur Upacara dan selaku Perwira Upacara AKP. Dorce Sada, Komendan Upacara, Ipda Jhon Krey, pengibar bendera oleh 3 orang anggota yakni Bripda. Markus, Bripda Sarawa dan Bripda Samuel, pembaca Sejarah Singkat Hari IBU Bripda Candra, Pembaca Doa Bripda Fadil, dan selaku MC. Brigpol. M.Rizal.
Adapun amanan Inspektur Upacara dalam pelaksanakan antara lain sebagai berikut Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, ridho, dan karunia-Nya, hari ini kita dapat bersama-sama memperingati Hari Ibu Ke-97, sebuah momentum bersejarah yang lahir dari perjalanan panjang perjuangan perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak, kesetaraan, dan kebebasan untuk bergerak bersama laki-laki dalam membangun bangsa.
Peringatan Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember merupakan wujud penghargaan bangsa Indonesia terhadap perjuangan dan pengabdian perempuan dalam merebut serta mengisi kemerdekaan. Peringatan ini bukan sekadar seremonial dan bukan pula perayaan “Mother’s Day” sebagaimana dipahami di beberapa budaya, namun merupakan apresiasi mendalam bagi seluruh perempuan Indonesia dalam semua peran dan kapasitasnya baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Sejarah Hari Ibu berakar pada Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tahun 1928 di Yogyakarta, yang menjadi momentum lahirnya gerakan perempuan secara nasional. Melalui kongres tersebut, perempuan Indonesia berkumpul, bersuara, dan menetapkan arah perjuangan bersama. Komitmen para perempuan pejuang kala itu mengantarkan Indonesia pada tonggak penting yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Sejak itu, hari ini menjadi pengingat bahwa perempuan telah, sedang, dan akan terus menjadi bagian strategis dalam pembangunan bangsa.
Dalam lintasan sejarah bangsa ini, perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan menggerakkan inovasi, memperjuangkan keadilan, dan menguatkan nilai-nilai kemanusiaan. Meski menghadapi berbagai tantangan: beban ganda, stigma, minimnya akses, serta kekerasan berbasis gender, perempuan tidak pernah berhenti berjuang. Dengan ketangguhan, kreativitas, dan daya juang, perempuan terus menunjukkan bahwa kemajuan bangsa tidak pernah terpisah dari kemajuan perempuan.
Dalam lintasan sejarah bangsa ini, perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan menggerakkan inovasi, memperjuangkan keadilan, dan menguatkan nilai-nilai kemanusiaan. Meski menghadapi berbagai tantangan: beban ganda, stigma, minimnya akses, serta kekerasan berbasis gender, perempuan tidak pernah berhenti berjuang. Dengan ketangguhan, kreativitas, dan daya juang, perempuan terus menunjukkan bahwa kemajuan bangsa tidak pernah terpisah dari kemajuan perempuan.
Tahun 2025 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengusung tema: “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045.”
Tema ini menjadi pengingat bahwa perempuan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi motor utama perubahan. Perempuan Indonesia bekerja dalam berbagai keterbatasan, namun tetap menjadi pilar ekonomi keluarga, penjaga nilai budaya, pemimpin komunitas, inovator teknologi, pelaku usaha, dan penjaga keberlanjutan kehidupan. Peserta upacara yang saya hormati,
Peringatan Hari Ibu ke-97 tahun ini juga menjadi ruang refleksi dan apresiasi bagi seluruh perempuan Indonesia, tanpa memandang tatar belakang sosial, profesi, budaya, atau wilayah. Dari perempuan yang berkarya di daerah pesisir hingga mereka yang bekerja di perkotaan, dari perempuan pelaku UMKM, petani, buruh, tenaga kesehatan, dan pendidik, hingga mereka yang berkarya dalam pemerintahan, politik, olahraga, seni, dan teknologi seluruhnya memiliki kontribusi nyata bagi bangsa.
Mereka adalah wajah ketangguhan bangsa ini. Dalam ruang domestik maupun publik, dalam tantangan digital maupun perubahan zaman, perempuan Indonesia hadir, bekerja, mencipta, merawat kehidupan, dan memastikan keberlangsungan generasi. Karena itu, suara mereka hari ini bukan hanya didengar tetapi harus menjadi dasar kebijakan publik, strategi pembangunan, dan arah masa depan bangsa.(hpmr/rd)




































![[HOAKS] Warga Papua Usir Warga Asal Jawa](https://mentarinews.com/wp-content/uploads/2025/12/IMG-20251209-WA0205-120x86.jpg)
