Gaza – Selama bulan pertama sejak diberlakukannya perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza pada 10 Oktober lalu, pasukan pendudukan Israel tercatat melakukan 282 pelanggaran, yang mengakibatkan 242 warga Palestina gugur dan 620 lainnya terluka.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Selasa (11/11/2025), Kantor Media Pemerintah di Gaza menegaskan bahwa pendudukan Israel secara terang-terangan dan sistematis melanggar perjanjian gencatan senjata tersebut.
Lembaga itu menyebut tindakan Israel sebagai “pelanggaran mencolok terhadap seluruh norma dan konvensi internasional.” Data yang dirilis menunjukkan bahwa pasukan pendudukan melakukan 88 serangan penembakan langsung terhadap warga sipil, 12 serangan ke wilayah permukiman yang melintasi apa yang disebut “garis kuning”, 124 operasi pengeboman dan penargetan, serta 52 pembongkaran bangunan sipil. Selain itu, 23 warga Palestina juga ditangkap di berbagai wilayah Jalur Gaza.
Kantor Media Pemerintah mengecam keras pelanggaran berulang yang dilakukan Israel dan menuntut pertanggungjawaban penuh atas dampak kemanusiaan serta keamanan yang ditimbulkannya.
“Berlanjutnya pelanggaran ini merupakan ancaman nyata terhadap semangat perjanjian dan bentuk pengingkaran atas kewajiban Israel terhadap komunitas internasional dan negara-negara penjamin,” demikian pernyataan resmi lembaga tersebut.
Pihaknya juga mendesak Presiden Amerika Serikat Donald Trump, negara-negara penjamin, serta para mediator untuk memikul tanggung jawab mereka dan memberikan tekanan nyata agar Israel menghentikan seluruh pelanggaran serta menghormati komitmen yang telah disepakati.
Kantor Media menuntut pembukaan penuh seluruh penyeberangan Jalur Gaza dan percepatan masuknya truk makanan, bantuan kemanusiaan, serta barang komersial, sebagaimana tercantum dalam perjanjian gencatan senjata.
Lembaga tersebut menekankan perlunya pemasokan obat-obatan, alat medis, serta pembukaan penyeberangan Rafah untuk mengevakuasi lebih dari 22.000 orang terluka dan sakit guna mendapatkan perawatan di luar negeri.
“Orang-orang ini membutuhkan lebih dari setengah juta operasi, yang tidak dapat dilakukan oleh tim medis di Jalur Gaza karena keterbatasan fasilitas dan sumber daya di tengah bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung,” lanjut pernyataan itu.
Selain itu, Kantor Media juga menyerukan agar diizinkan masuk bahan-bahan tempat berlindung, seperti tenda, terpal plastik, dan peralatan darurat lainnya, terutama menjelang musim dingin, untuk mencegah memburuknya krisis yang kini berdampak pada lebih dari 2,4 juta penduduk Jalur Gaza. [si-online/rd]





































